Wah, bagus banget!!!. itulah komentar pertama kami saat masuk ke dalam Gereja Santo Petrus (St. Peter Church atau Bassilika St. Pietro). Gereja ini merupakan gereja terbesar dan terindah di dunia yang didirikan di atas makam Rasul Petrus atau Santo Petrus. Setiap orang yang datang ke tempat ini pasti terkagum-kagum, seperti kami, akan keindahan serta kemegahan dari Basilika ini. Asli, dijamin bengong deh.:) Ini dia nih, dalamnya gereja yang tiap Paskah dan Natal kami tonton di TV acara Misa Paskah atau Misa Natal yang dipimpin langsung oleh Paus. Wah..!.....
.Sejarahnya, pada mulanya umat Kristen awal mendirikan tempat ibadah kecil disini. Lalu pada tahun 326, Kaisar Konstantin menggantinya dengan mendirikan basilika pertama yang asli di tempat ini. Selama berabad-abad berikutnya basilika ini terus diperkaya oleh hasil-hasil karya seni. Pada tahun 1506, karena tembok dari basilika asli ini kelihatan lapuk, Paus Julius II menugaskan Donate Bramante untuk merancang gereja yang baru dengan bentuk bangunan mengikuti gaya Salib Yunani (tau ga? itu tuh bentuknya kayak tanda tambah(+)), sebuah keputusan kontroversial yang akan menimbulkan pertentangan pada 100 tahun berikutnya. Ketika Bramante wafat sebelum menyelesaikan pekerjaannya, Sangallo dan Raphael mengambil kuasa pekerjaan Bramante, dan langsung mengganti rancangan bangunan mengikuti gaya Salib Latin (dimana salah satu bagian gereja lebih panjang dibanding bagian yang lainnya).
..
Pada tahun 1546, Michelangelo yang telah berusia tuwir yaitu 72 tahun meneruskan pekerjaan di sini. Karena ia adalah seorang yang patuh terhadap asas simetris, maka ia mengganti kembali rancangan untuk mengikuti rencana awal dari Bramante, yaitu dengan bentuk Gaya Salib Yunani. Saat ia wafat, tahap pembangunan Basilika sudah sangat maju dan pesat. Akhirnya atas perintah dari Paus Paul V, Carlo Maderno yang bertugas sebagai arstitek terakhir memperpanjang bagian tengah ruang gereja yang secara otomatis membuat gaya bangunan Gereja Santo Petrus berubah lagi menjadi Gaya Salib Latin. Kayaknya seru juga ya tarik-menarik antara bentuk Salib Yunani dan Salib Latin ini.:) Akhirnya, tanggal 16 November 1626, 120 tahun setelah Bramante membongkar Basilika yang asli, Paus Urban VIII memberkati Basilika Santo Petrus yang telah selesai pembangunannya. Wuih...!
..
Bagian dalam Basilika Santo Petrus berukuran 186 meter panjang bagian tengahnya, serta 137 meter panjang kedua bagian tangannya. Kubah Utama (tengah) yang dirancang oleh Michelangelo berada pada ketinggian 120 meter dari atas lantai basilika. Lebar dari kubah ini sendiri adalah 42,56 meter. Asli, bagus banget!!! Pada saat kematian Michelangelo tahun 1564, kubah utama ini belum selesai dan terbengkalai selama 24 tahun sampai pada bulan Juli 1588, 800 tenaga kerja dikerahkan selama siang dan malam untuk menyelesaikan kubah ini, walaupun mereka harus menggunakan obor sebagai penerangannya (ada apa ya?). Pada akhirnya pembangunan kubah diselesaikan pada tanggal 21 Mei 1590.
..
Pintu masuk basilika yang paling kanan disebut Porta Santa (Pintu Suci) yang hanya boleh dibuka oleh Paus dengan jalan mengetuknya menggunakan Palu Perak setiap 25 tahun sekali sebagai tahun Jubileum. Pembukaan Pintu suci yang terakhir adalah tahun 2000 kemarin selama 1 tahun penuh mulai tanggal 24 Desember 1999 – 06 Januari 2001. Berarti masih lama lagi ya...:(
.Di sebelah kanan bagian dalam gereja terdapat patung “Pieta”, karya Michelangelo yang dilindungi oleh kaca anti peluru. Sayang, ada yang merusak bagian tangan dan hidung dari Bunda Maria. Patung ini merupakan tugas pertama dari Michelangelo di Roma saat ia berumur 25 tahun, dan merupakan hasil karya satu-satunya yang ia tanda tangani (pada bagian selendang yang terletak miring di jubah Maria). Hal ini dilakukannya setelah ia mendengar beberapa pengamat yang mengira bahwa patung tersebut adalah karya seniman dari Milan. “La Pieta” berarti yang berduka, dimana menggambarkan kesedihan mendalam dari Bunda Maria yang sedang memangku tubuh Yesus sesudah diturunkan dari kayu salib.
.
.
Habis bolak-balik di dalam, kami keluar dan masuk lagi dari samping untuk langsung ke atas pake lift menuju Cupola. Ternyata lift gak sampai atas banget, kita masih naik tangga yang berliku. Pegaaaal banget kaki rasanya menaiki tangga itu, seraya mengutuki diri sendiri, kenapa nggak milih jalan-jalan ke bawah gereja untuk melihat makam Santo Petrus ya? Hehehe. Tapi sampai di atas memang pegal tadi terpuaskan. Seperti kita menaklukkan sesuatu rasanya. Pemandangan kota Roma terlihat indah. Angin sejuk sekali. Tapi aku tetep haus. Untunglah si Andre (anggota Mensa Italy) memberi minuman mineralnya satu botol. Ah, saya jadi berhutang satu botol minuman ke dia.:)
.
..
.
Habis bolak-balik di dalam, kami keluar dan masuk lagi dari samping untuk langsung ke atas pake lift menuju Cupola. Ternyata lift gak sampai atas banget, kita masih naik tangga yang berliku. Pegaaaal banget kaki rasanya menaiki tangga itu, seraya mengutuki diri sendiri, kenapa nggak milih jalan-jalan ke bawah gereja untuk melihat makam Santo Petrus ya? Hehehe. Tapi sampai di atas memang pegal tadi terpuaskan. Seperti kita menaklukkan sesuatu rasanya. Pemandangan kota Roma terlihat indah. Angin sejuk sekali. Tapi aku tetep haus. Untunglah si Andre (anggota Mensa Italy) memberi minuman mineralnya satu botol. Ah, saya jadi berhutang satu botol minuman ke dia.:)
.
Makam Santo Petrus
.
Pada tahun 1939 para penggali memulai pencarian pada reruntuhan kuno di bawah Vatikan. Dengan keyakinan yang kurang (rupanya sempat ragu juga ya..), rupanya gereja bermaksud untuk menemukan Makam dari Santo Petrus secara diam-diam. Dua puluh satu tahun kemudian akhirnya tulang-tulang dari Santo Petrus ditemukan di dalam kapel kecil yang terletak tepat di bawah altar yang sama dari basilika Konstantin dan juga basilika yang moderen saat ini. Dengan demikian misteri selama seribu tahun terpecahkan.
..
Akhirnya, dengan kaki pegal kami pun meninggalkan gereja ini. Aku sempat lihat-lihat penjaganya, pake setelan jas lengkap, ganteng-ganteng juga. Begitu juga Swiss Guard-nya. Kayak bintang film. Sempat juga mampir di toko souvenir yang didalam, beli kartupos, dan tentu saja kalung rosario. Itu tuh tasbih ala Katolik yang sudah ada sejak abad-abad pertama Masehi. Trus, beli gantungan konci berupa Salib Yunani. Sebenarnya pengen ngeposkan kartu pos dari Vatican ini tapi gak sempat nulis-nulis. Kalo si Adel Wong dia sempat nulis-nulis kartu pos sambil jalan-jalan. Katanya klo ngirim kartu pos dari sini lebih murah dan ada stempel Vatican lho.
..
by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar