Hari Sabtu itu, malam Minggu, tanggal 8 Desember 2007 malam, kami ikut perayaan Natal Gereja Tiberias Indonesia di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Walaupun adalah jemaat HKBP, tapi kami kadang-kadang mengikuti kebaktian di Gereja Tiberias sejak lama. Klo saya sejak tahun 1990-an pada saat HKBP sedang dilanda pertikaian yang cukup berat. Sekarang saya paling ke Tiberias cuma sekali dalam 3 bulan. Selebihnya tetap kebaktian di HKBP. Selain itu, sepupu langsung saya ada dua orang menjadi pelayan di Tiberias ini, yaitu Pdt. Ir. Harry Yandi Saragih, MA (sekarang Kandidat Doktoral) yang merupakan insinyur lulusan ITB dan Tumpal Saragih, SH (sekarang sedang menempuh studi S2 Pendeta). Jadi, Tiberias sebenarnya gak asing buat saya. Walau isi khotbah pendetanya (terutama Pdt. Yesaya Pariadji) masih terasa "asing" buat saya. Mungkin saya yang masih awam dalam ilmu agama (hehehe).....
.
Kalo saya perhatikan malam itu jemaatnya melampaui jumlah jemaat HKBP yang merayakan Pesta Parolop-olopon di bulan Oktober 2007 yang lalu. Jumlahnya sekitar 100.000 jemaat.
Tiberias merupakan satu dari sepuluh gereja besar di Indonesia. Walaupun HKBP tetap gereja terbesar di Indonesia dengan 6 juta jemaat, namun kalo bicara soal militansi dan daya tarik serta kedekatan dengan media, Tiberias dapat melampaui HKBP. Jemaat asli Tiberias sendiri hanya sekitar 100.000 orang di seluruh Indonesia, mayoritas di Jabodetabek. Namun demikian, mereka mampu menarik umat Kristiani lainnya untuk hadir dalam Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)-nya. Begitu apik, begitu indah. Sungguh profesional.
.
Tiberias berbeda dengan paradigma "gereja" yang selama ini dipahami orang Kristiani di Indonesia, bahkan Non-Kristiani sekalipun. Mereka sepertinya tidak terikat dengan birokrasi organisasi kayak HKBP, bahkan mereka tidak begitu mementingkan gedung gereja, ruko pun jadi. Jadi mereka sering diidentikan sebagai "Gereja Ruko" atau "Gereja Mall". Jemaat mereka tidak perlu terdaftar resmi. Jadi begitu cair. Namun anehnya, sangat militan.
.
Sepertinya kharisma Bapak Pdt Yesaya Pariadji sangat mendominasi gereja ini, walau ini tentu akan dibantahnya. Entah gimana Gereja Tiberias bila Pak Pariadji tiada. Doa-doa-nya dan minyak urapan yang diberikanya banyak yang terbukti manjur, walaupun khotbah-khotbahnya sering tidak aku mengerti (hehehe). Yap, Tiberias memang tergolong aliran Kharismatis dalam Kristen, khususnya Pantekosta. Gereja ini terlatih dengan baik dalam menyelenggarakan acara-acara atau kebaktian-kebaktian skala besar.
.
.
Kalo saya perhatikan malam itu jemaatnya melampaui jumlah jemaat HKBP yang merayakan Pesta Parolop-olopon di bulan Oktober 2007 yang lalu. Jumlahnya sekitar 100.000 jemaat.
Tiberias merupakan satu dari sepuluh gereja besar di Indonesia. Walaupun HKBP tetap gereja terbesar di Indonesia dengan 6 juta jemaat, namun kalo bicara soal militansi dan daya tarik serta kedekatan dengan media, Tiberias dapat melampaui HKBP. Jemaat asli Tiberias sendiri hanya sekitar 100.000 orang di seluruh Indonesia, mayoritas di Jabodetabek. Namun demikian, mereka mampu menarik umat Kristiani lainnya untuk hadir dalam Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)-nya. Begitu apik, begitu indah. Sungguh profesional.
.
Tiberias berbeda dengan paradigma "gereja" yang selama ini dipahami orang Kristiani di Indonesia, bahkan Non-Kristiani sekalipun. Mereka sepertinya tidak terikat dengan birokrasi organisasi kayak HKBP, bahkan mereka tidak begitu mementingkan gedung gereja, ruko pun jadi. Jadi mereka sering diidentikan sebagai "Gereja Ruko" atau "Gereja Mall". Jemaat mereka tidak perlu terdaftar resmi. Jadi begitu cair. Namun anehnya, sangat militan.
.
Sepertinya kharisma Bapak Pdt Yesaya Pariadji sangat mendominasi gereja ini, walau ini tentu akan dibantahnya. Entah gimana Gereja Tiberias bila Pak Pariadji tiada. Doa-doa-nya dan minyak urapan yang diberikanya banyak yang terbukti manjur, walaupun khotbah-khotbahnya sering tidak aku mengerti (hehehe). Yap, Tiberias memang tergolong aliran Kharismatis dalam Kristen, khususnya Pantekosta. Gereja ini terlatih dengan baik dalam menyelenggarakan acara-acara atau kebaktian-kebaktian skala besar.
.
Namun demikian, titik kritis gereja ini terletak pada laporan keuangan. Mungkin karena saya berlatar belakang akuntansi, saya selalu memperhatikan laporan keuangan yang dikeluarkan beberapa gereja. Kalo gereja-gereja HKBP selalu membuat laporan keuangan bulanan dan laporan penerimaan/pengeluaran kas secara mingguan. Laporan tersebut disertakan dalam Warta Jemaat. Beberapa gereja lain juga begitu. Namun HKBP selangkah lebih maju dengan menyertakan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam mengaudit laporan keuangan tahunannya. Sedangkan Tiberias hal tersebut sangat tabu. Kita bahkan tidak akan pernah tahu berapa penerimaan dan pengeluaran kas/bank yang dilakukan Tiberias. Apalagi sampai laporan keuangan, hal itu masih jauh dari harapan. Terlebih-lebih kalo kita mengharapkan pendeta Tiberias punya NPWP seperti sudah dimulai oleh beberapa pendeta HKBP. Wah jangan harap deh. Mereka merasa tidak punya penghasilan. Mereka merasa hidup dari "berkat" Tuhan yang disampaikan lewat jemaat. Nah, inilah titik kritisnya.
.
Selain tentunya rasa kekeluargaan yang tipis diantara sesama jemaat atau antara jemaat dan pendeta Tiberias. Mereka tidak memiliki perkumpulan lingkungan kayak Wijk di HKBP atau Kring di Gereja Katolik atau Oikos di Gereja CWS yang mengadakan kebaktian dari rumah ke rumah seperti kelompok pengajian dari saudara-saudara muslim kita.
.
Mereka juga sangat anti acara adat bahkan anti sama ulos. Kalo anti terhadap batik saya kurang yakin apakah mereka berani. (hehehe)
.
.Kembali ke Natal Tiberias, Perayaan Natal ini juga di-relay ke Batam, Surabaya dan Manado. Natal yang dikemas dalam bentuk kebaktian kebangunan rohani (KKR) tersebut dimeriahkan oleh Boarneges Worship Team. Pada acara ini hadir hadir 4.000 anggota paduan suara Tiberias.
.
Menurut gembala sidang Tiberias, Pdt Yesaya Pariadji, perayaan Natal besar-besaran bukan tanpa alasan. Sesuai dengan apa yang ditulis dalam Alkitab, kelahiran Yesus Kristus ditandai dengan malaikat bersama sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah. Pada acara bertema "Semua yang Menerima-Nya Diberi Kuasa untuk Menjadi Anak-anak Allah" ini Pariadji dalam kotbahnya mengajak jemaat untuk hidup kudus. Ia menyerukan agar manusia suci pikirannya, suci perkataannya dan suci perbuatannya..
Menurut Ketua Pelaksana Panitia Natal Tiberias 2007, Marlo Mamangkey, gembala sidang ingin menyatakan bahwa mereka yang percaya sebagai anak-anak Allah memiliki kuasa menang atas penyakit, atas masalah, dan menang atas kemiskinan. Koordinator Media Relations, Elfris Sirait mengatakan, perayaan Natal besar-besaran ini telah berlangsung sejak tahun 2000. Hampir 80 persen tempat baik tribun maupun lapangan stadion dipadati jemaat yang datang tak hanya dari Jakarta melainkan dari berbagai kota di Indonesia.
.
Pihak panitia menyatakan jemaat yang hadir pada perayaan Natal kali itu satu setengah kali lebih banyak dari tahun sebelumnya. Perjamuan kudus diiringi pujian yang dipimpin oleh pendeta Darniaty Pariadji, istri Pariadji. Diteruskan dengan kotbah singkat dari Pastor Joseph Prince, Gembala Sidang New Creation Church, Singapura.
.
Kemudian acara malam kudus ditandai dengan penyalaan obor besar berbentuk lilin di tengah lapangan stadion oleh Yesaya Pariadji. Acara ditutup dengan pesta kembang api.
.
Paduan suara membawakan lagu-lagu rohani pada perayan Natal Gereja Tiberias. Ibadah Natal juga ditandai dengan pemasangan lilin secara massal. Kebaktian Natal Nasional jemaat Tiberias ini melakukan doa syafaat yang antara lain memohon pertolongan Tuhan bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta para pemimpin bangsa Indonesia serta seluruh rakyatnya.
.
"Luar biasa!". "Lebih meriah dan lebih bersemangat dibanding tahun sebelumnya." "Baru kali ini saya lihat acara Natal sebesar ini,". Itulah komentar orang-orang.
.
Guna pengamanan, katanya diterjunkan sekitar 300-an petugas kepolisian dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, termasuk satu unit tim Gegana. Sebelum acara dimulai aparat telah menyisir sekeliling stadion menggunakan anjing-anjing pelacak.
.
Akhir kata, Selamat Menyambut Natal.
by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar